Ada sebagian orang beranggapan atau memahami yang keliru bahwa manusia dihargai dengan derajat materi. Semakin banyak materi yang dimiliki semakin mulia manusia tersebut. Ada pula yang memahami secara keliru bahwa yang dimaksud dengan manusia memiliki derajat yang sama adalah dengan menyamaratakan manusia dalam semua hal, seperti menyamaratakan semua hak-hak dosen sama dengan hak-hak mahasiswa dan lain-lain. Padahal kita ketahui antara dosen dan mahasiswa masing-masing mempunyai hak dan tanggung jawab yang berbeda.Di satu sisi ada sebagian orang yang tidak menghargai manusia, tapi di sisi lain ada yang berlebihan dalam menghargai manusia sehingga penghargaan manusia sama seperti penghargaan terhadap Tuhan, atau semua manusia disamaratakan seperti dosen dan mahasiswa tadi. Bagaimana dengan Islam dalam menghargai orang lain? Islam identik dengan Adil (satu padanan kata). Kalau tidak adil, maka tidak Islam. Kalau di suatu tempat atau kondisi keadilan tidak ada, maka belum ada Islam. Apakah itu adil? Adil adalah menempatkan segala sesuatu pada tempat yang semestinya, memandang segala sesuatu sebagaimana adanya.Manusia harus ditempatkan sebagaimana mestinya. Manusia perlu dihormati karena itu kebutuhan dasarnya. Baik muslim ataupun non-muslim, semua perlu dihormati sebagai manusia. Upaya memanusiakan manusia adalah bagian dari adil. Jangan lecehkan manusia. Termasuk anak kecil, mereka juga butuh adanya penghargaan dan penghormatan dari kita.Bagaimana bentuk-bentuk penghargaan dan penghormatan terhadap orang lain?Secara pasif : jangan menyebut keburukan orang kecuali yang sangat perlu, jangan ditelanjangi dia. Cukup 1 atau 2 saja apabila diperlukan untuk membicarakan keburukannya dan kesalahannya. Tidak menyimpannya di dalam hati keburukan yang pernah dilakukan apalagi jika dia telah meminta maaf, jangan menyimpan keburukan di belakangnya. Kalau Nabi tidak suka terhadap keburukan orang, Nabi tidak pernah berkata memakai kata “kamu” tapi selalu memakai kata “kenapa ya ada orang yang begini dan begitu”.Secara aktif : jangan memberi harapan-harapan kosong seperti sengaja menunggu lama tamu yang berkunjung ke tempat kita. Jika ada orang yang berjasa kepada kita, hargai dengan sebaik-baiknya, tempatkan pada tempat yang semestinya. Tidak menghina dan mencacinya, tidak pula membebani padanya melebihi kemampuannya.Bagaimana dengan waktu? Bagaimana kita harus menghargai waktu? Islam selalu mengajarkan kita menghargai waktu, seperti pesan Nabi, ingatlah ketika kita masih sehat sebelum masa sakitmu, hidupmu sebelum matimu, kayamu sebelum miskinmu, lapangmu sebelum masa sempitmu. Begitu juga Allah sendiri bersumpah atas nama waktu (wal-ashri) dan juga Allah memerintahkan apabila telah selesai satu pekerjaan segera kerjakan tuntaskan pekerjaan yang lain.Bagaimana dengan rambut? Nabi memerintahkan untuk mengatur rambut kita agar selalu ditata dengan rapi. Inilah bentuk penghargaan terhadap rambut.Bagaimana dengan anak-anak? Anak-anak pun harus kita hargai, jangan terlalu dibebani dengan beban yang berat, perhatikan apabila mereka berbicara. Nabipun membungkukkan badannya sehingga badannya menjadi sama tingginya dengan anak kecil demi untuk mendengarkan ucapan mereka. Bagaimana dengan diri sendiri ? Allah merahmati seseorang yang bisa menghargai dirinya sendiri. Orang yang mengerti kelebihan dan kekurangan dirinya, tidak berlebih dan juga tidak berkurang, sehingga mampu menempatkan dirinya pada tempat yang sesuai. Orang yang mampu menghargai dirinya dengan baik, maka Allah akan memberikan rahmat pada orang tersebut. Jika dia tidak sanggup memegang amanat maka dia akan katakan tidak sanggup, jika dirinya tidak tahu dia akan katakan dia tidak tahu. Karena dia tidak ingin membebankan dirinya di luar kemampuannya. Dia telah menghargai dirinya sendiri. Namun jika berdasarkan perhitungan dan potensi yang dimiliki dia sanggup, dia akan katakan pula sanggup dan tahu.Sikap mampu melihat secara adil inilah kita bisa menghargai segalanya dengan proporsional dan baik. Maka semakin baik dan besar penghargaan kita kepada Tuhan, manusia, alam dan juga diri sendiri menunjukkan semakin baik dan besar parameter keberagamaan kita, semakin tinggi tingkat keshalehan kita. Jadi penghargaan itu bukan hanya ditujukan hanya salah satu saja, kepada orang lain (muslim ataupun non-muslim) saja, tapi juga kepada diri sendiri, Tuhan, alam (termasuk hewan, tumbuh-tumbuhan, waktu, lingkungan, masyarakat dan lain-lain).
Wednesday, June 20, 2007
Monday, June 18, 2007
tanya AA Gym
Pertanyaan
Aa…saya orang yang tergolong cepat marah, sehingga kalau ada teman yang bicara kurang baik saya selalu cepat tersinggung dan malah marah-marah, padahal dihati tidak ingin berbuat atau marah-marah. Bagaimana saran atau pendapat Aa…?
Jawaban
Saudaraku yang baik, jikalau kita larut dalam kebencian dan tenggelam dalam kedendaman, sehingga waktu kita habis hanya untuk mendramatisir sebuah masalah yang menimpa kita. Andaikata, kita membenci seseorang berarti kita telah siap untuk mewakafkan hidup kita dan pikiran kita untuk terus memikirkan dia. Kebahagiaan kita akan tersita bahkan kita tidak bisa makan dan tidur karena memikirkan dia sedangkan dia mungkin sudah tertidur pulas.
Akankah, kita gadaikan kehidupan kita dengan perasaan dendam dengan penuh kebencian. Kalau saja kebencian itu membahagiakan dan menjadi solusi, silahkan untuk benci!, tapi yang terjadi kebencian yang melanda kita justru hanya akan menghancurkan cara berpikir kita, melumatkan raut wajah kita, membuat kotor tutur kata kita, membuat gelisah batin kita, membuat tidak sehat kehidupan kita, akhlak kita melorot menjadi hina buah dari kebusukan hati yang melanda diri ini.
Oleh karena itu jangan sia-siakan hidup kita hanya dengan menjadi seorang pendengki dan pendendam, jadilah seorang yang pemaaf, percayalah seorang pemaaf Insya Allah hidupnya lebih ringan .Bukankah kita ingin menikmati hidup ini? Saudaraku, kenikmatan hidup tidak akan dimiliki oleh orang yang hatinya diselimuti kebencian dan perasaan dendam. Memaafkan orang lain itu indah, sehingga kita Insya Allah akan merasa lapang, itulah derajat orang-orang yang mulia. Wallahu a’lam.
Aa…saya orang yang tergolong cepat marah, sehingga kalau ada teman yang bicara kurang baik saya selalu cepat tersinggung dan malah marah-marah, padahal dihati tidak ingin berbuat atau marah-marah. Bagaimana saran atau pendapat Aa…?
Jawaban
Saudaraku yang baik, jikalau kita larut dalam kebencian dan tenggelam dalam kedendaman, sehingga waktu kita habis hanya untuk mendramatisir sebuah masalah yang menimpa kita. Andaikata, kita membenci seseorang berarti kita telah siap untuk mewakafkan hidup kita dan pikiran kita untuk terus memikirkan dia. Kebahagiaan kita akan tersita bahkan kita tidak bisa makan dan tidur karena memikirkan dia sedangkan dia mungkin sudah tertidur pulas.
Akankah, kita gadaikan kehidupan kita dengan perasaan dendam dengan penuh kebencian. Kalau saja kebencian itu membahagiakan dan menjadi solusi, silahkan untuk benci!, tapi yang terjadi kebencian yang melanda kita justru hanya akan menghancurkan cara berpikir kita, melumatkan raut wajah kita, membuat kotor tutur kata kita, membuat gelisah batin kita, membuat tidak sehat kehidupan kita, akhlak kita melorot menjadi hina buah dari kebusukan hati yang melanda diri ini.
Oleh karena itu jangan sia-siakan hidup kita hanya dengan menjadi seorang pendengki dan pendendam, jadilah seorang yang pemaaf, percayalah seorang pemaaf Insya Allah hidupnya lebih ringan .Bukankah kita ingin menikmati hidup ini? Saudaraku, kenikmatan hidup tidak akan dimiliki oleh orang yang hatinya diselimuti kebencian dan perasaan dendam. Memaafkan orang lain itu indah, sehingga kita Insya Allah akan merasa lapang, itulah derajat orang-orang yang mulia. Wallahu a’lam.
Tes
Tes. Hehehe afief mau ngeblog nih. Liat temen2 pada ngeblog jadi pengin pingin. mupeng banget sih.
pertama-tama,haturnuhun buat adekku ..dek Ela yg katanya keren sekeren temen sekamarnya. Maapin aku ya La... gue belajar banyak hal dari ente. Setelah dipikir-pikir,ente itu sobat gue yg selalu ada saat gue butuh,tapi saat ente butuh, gue malah menghindar kadang marah2. Ahh maapin gue La.... Gue maapin ente juga karena sudah ngeberesin kasur gue yg morak marik (hahaha). Walau kita beda, kita satu tujuan. Meraih ridhoNya,OK!
Aku bakal merindukanmu,La.... maapin aku ya, cah cilik.... Yang sabar,ya. Jangan mau merid sama orang itu, gue mendukung ummi buat nyariin lu jodoh. hahahahahaha. susullah aku,cah cilik! ... senandung jikustik utkmu La... walaupun ente selalu nutup kuping kalo gue nyanyi. merdu,kan La.... mangkanya,ajarin gue main gitar dunk! hahaha, ups.... ga kena weeee, main lempar bantal saja!
Hari ini, ngenet gratis lagi.. besok ngenet lagi..gratis lagi? terus kapan bayarnya? makasih ya Sof, dah ngasih internet gratis. pokoknya, sofi mang keren. Kapan2 aku ditraktir lagi yah? hehehe.
pertama-tama,haturnuhun buat adekku ..dek Ela yg katanya keren sekeren temen sekamarnya. Maapin aku ya La... gue belajar banyak hal dari ente. Setelah dipikir-pikir,ente itu sobat gue yg selalu ada saat gue butuh,tapi saat ente butuh, gue malah menghindar kadang marah2. Ahh maapin gue La.... Gue maapin ente juga karena sudah ngeberesin kasur gue yg morak marik (hahaha). Walau kita beda, kita satu tujuan. Meraih ridhoNya,OK!
Aku bakal merindukanmu,La.... maapin aku ya, cah cilik.... Yang sabar,ya. Jangan mau merid sama orang itu, gue mendukung ummi buat nyariin lu jodoh. hahahahahaha. susullah aku,cah cilik! ... senandung jikustik utkmu La... walaupun ente selalu nutup kuping kalo gue nyanyi. merdu,kan La.... mangkanya,ajarin gue main gitar dunk! hahaha, ups.... ga kena weeee, main lempar bantal saja!
Hari ini, ngenet gratis lagi.. besok ngenet lagi..gratis lagi? terus kapan bayarnya? makasih ya Sof, dah ngasih internet gratis. pokoknya, sofi mang keren. Kapan2 aku ditraktir lagi yah? hehehe.
Subscribe to:
Posts (Atom)